Rabu, 16 Desember 2015

qurdits



BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan. Pendidikan merupakan proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh.[1] Dengan adanya pendidikan, anak-anak yang nantinya akan menjadi penerus bangsa akan dibekali melalui lembaga pendidikan. Dalam lembaga pendidikan ada banyak komponen yang akan mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.  Komponen dalam pendidikan sangatlah banyak, diantaranya adalah adanya seorang pendidik yakni guru, adanya seseorang yang dididik yakni siswa, adanya alat yang digunakan, media, sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran dalam pendidikan. Selain itu komponen yang tidak kalah penting dalam pendidikan adalah adanya sistem baik itu kurikulum, standar kelulusan, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan juga indikator.
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.[2] Dalam proses pendidikan bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu umum saja, tetapi juga mengajarkan ilmu-ilmu agama yang akan menjadi bekal bagi siswa untuk memiliki pengetahuan yang banyak. Salah satu ilmu agama yang dipelajari adalah Al-Qur’an Hadits. Dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits ada indikator-indikator yang harus dicapai atau dikuasai oleh siswa. Sebelum dispesifikasikan dalam indikator dituangkan terlebih dahulu kedalam kompetensi dasar yang kemudian akan dikembangkan menjadi indikator.
Oleh karena itu, untuk mengasilkan siswa yang memiliki pengetahuan tentang ilmu agama hususnya ilmu Al-Qur’an Hadits perlu mengembangkan indikator-indikator sesuai dengan karakteristik siswa. Sehingga penulis membuat sebuah makalah yang berjudul langkah-langkah pengembangan indikator untuk pembelajaran Al-Qur’an Hadits MI.

B.       RUMUSAN MASALAH
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimanakah langkah-langkah pengembangan indikator untuk pembelajaran Al-Qur'an Hadis MI ?

C.      TUJUAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penulisan makalah ini adalah :
1.    Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan indikator untuk pembelajaran Al-Qur'an Hadis MI.















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Indikator
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.[3] Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
·      Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakandalam KD.
·      Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah.
·      Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
1.    Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator.
2.    Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.[4]

B.       Fungsi Indikator
Adapun fungsi indikator adalah:
1.    Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran. Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2.    Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan padaaspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
3.    Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
4.    Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, sertameng evaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.

C.      Kegunaan Perumusan Indikator
Perumusan tujuan (indikator) sangat diperlukan, karena indikator merupakan penjabaran lebih rinci dari tujuan yang lebih besar (kompetensi dasar/KD), sehingga bila indikator tercapai kemungkinan akan tercapainya KD akan lebih besar pula. Membantu siswa, guru, dan evaluator memahami dengan jelas apa-apa yang diharapkan sebagai hasil suatu kegiatan pembelajaran. Membantu siswa, sebab dengan adanya indikator ini siswa dapat mengatur waktu, energi, dan pemusatan perhatiannya pada tujuan yang akan dicapai. Membantu guru, sebab dengan adanya tujuan ini akan dapat mengatur kegiatan pembelajarannya, metodenya, strateginya untuk mencapai tujuan tersebut. Membantu  evaluator, sebab dengan adanya tujuan ini evaluator dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai siswa. Indikator merupakan kerangka dari pembelajaran yang guru laksanakan. Indikator merupakan penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan siswa sesuai kegiatan pembelajaran.

D.      Ciri-Ciri Indikator
Indikator dapat dikatakan baik apabila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Konsisten dengan standar kompetensi mata pelajaran.
2.      Dinyatakan dengan jelas.
3.      Dapat diukur dengan jelas.
4.      Realistik dan dapat dilakukan.
5.      Sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik.
6.      Dapat dicapai dalam kurun waktu yang tersedia.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup 2 hal yaitu, tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi, unsur-unsur secara lengkap dikenal dengan ABCD (Audience,Behavior,Condition, dan Degree)
1.    Audience : pembelajar yang akan belajar.
2.    Behavior : perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh pebelajar setelah selesai proses pembelajarannya.
3.    Condition : batasan yang dikenakan kepada pebelajar atau alat yang digunakan pebelajar saat mereka dites, bukan pada saat mereka belajar.
4.    Degree : tingkat keberhasilan pebelajar dalam mencapai perilaku tersebut
Ø  Contoh pengembangan indikator
Standar Kompetensi Lulusan
Menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadits-hadits pilihan tentang akhlak, dan amal sholeh.
Standar Kompetensi
Memahami Hadits tentang kebersihan secara sederhana
Kompetensi Dasar
Menunjukkan perilaku bersih di lingkungannya
Indikator
Peserta didik MI kelas 1 semester 2 dapat:
-          Menyebutkan arti perilaku bersih
-          Menyebutkan cara-cara perilaku bersih di lingkungannya
-          Menunjukkan keuntungan memiliki perilaku bersih di lingkungannya.
-          Menunjukkan perilaku bersih di lingkungannya

Ø  Mekanisme pengembangan Indikator
Indikator dapat dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a)      Menganalisis tingkat kompetensi dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b)      Menganalisis karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah.
c)      Menganalisis  kebutuhan dan potensi.
d)     Merumuskan indikator.

E.       Langkah Mengembangkan Indikator
1)        Setiap KD dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator.
2)        Keseluruhan indicator memnuhi tuntutan yang tertuang dalam tata kerja  yang digunakan dalam SK KD.
3)        Indikator dimulai dari tingkat berpikir mudah ke sukar ,sederhana ke kompleks,dekat ke jauh dan komplik ke abstrak.
4)        Indikator harus mancapai tingkat kompetensi minimal KD dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal ,sesuai dengan kebutuhan dan potensi peserta didik.
5)        Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki ( keterurutaan) kompetensi.











BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Ø  Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Ø  Fungsi indikator adalah pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran,  Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran, pedoman dalam mengembangkan bahan ajar, pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Ø  Kegunaan perumusan indikator dapat membantu siswa, guru, dan evaluator memahami dengan jelas apa-apa yang diharapkan sebagai hasil suatu kegiatan pembelajaran.
Ø  Ciri-ciri indikator  adalah konsisten dengan standar kompetensi mata pelajaran, dinyatakan dengan jelas, dapat diukur dengan jelas, realistik dan dapat dilakukan, sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik, dapat dicapai dalam kurun waktu yang tersedia.
Ø  Langkah-langkah mengembangkan indikator adalah setiap KD dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator, keseluruhan indicator memnuhi tuntutan yang tertuang dalam tata kerja yang digunakan dalam SK KD, indikator dimulai dari tingkat berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, indikator harus mancapai tingkat kompetensi minimal KD dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal, sesuai dengan kebutuhan dan potensi peserta didik, indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki ( keterurutaan) kompetensi.






DAFTAR PUSTAKA
Mulyasana Dedi, (2012). Pendidikan Bermutu,Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, (2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mudlofir Ali, (2012). Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.



[1] Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu. Remaja Rosdakarya, Bandung (2012) hal 2
[2] Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Remaja Rosdakarya, Bandung (2012) hal 139
[3] Ibid, 139
[4] Ibid, hal 140

Tidak ada komentar:

Posting Komentar